Perbedaan Hard Selling vs. Soft Selling.
Mana yang Tepat untuk Bisnismu?

Dalam dunia penjualan, strategi komunikasi dan pendekatan terhadap calon pembeli sangat menentukan hasil akhir. Dua pendekatan utama yang umum digunakan adalah hard selling dan soft selling. Meskipun tujuannya sama, yaitu menghasilkan penjualan, keduanya memiliki karakteristik dan situasi penerapan yang sangat berbeda.
Artikel ini akan membahas Perbedaan antara Hard Selling dan Soft Selling, lengkap dengan contoh serta tips praktis agar Anda bisa memilih pendekatan yang paling sesuai dengan bisnis Anda.
Pengertian Jual Beli & Istilah Dasar.
- Jual beli (dalam bahasa Arab: ba’i) adalah tukar-menukar kepemilikan barang atau jasa dengan cara yang sah.
- Penjual: Orang atau perusahaan yang menjual produk atau jasa.
- Pembeli: Pihak yang membeli produk atau jasa.
- Penjualan: Proses menjual.
- Pembelian: Proses membeli.
Apa Itu Hard Selling?
Hard selling adalah strategi penjualan yang agresif dan langsung, yang bertujuan untuk meyakinkan pembeli untuk segera melakukan pembelian. Pendekatan ini seringkali menekankan pada fitur produk, harga, dan urgensi pembelian, dengan sedikit atau tanpa fokus pada membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan.
Contoh:
- Menjual buah di pasar.
- Menjual barang di pinggir jalan atau terminal.
- Toko di ITC atau ruko

Ciri-Ciri Hard Selling:
- Fokus pada harga & produk.
- Komunikasi to the point, bahkan bisa memaksa.
- Tidak mengenal profil pembeli.
- Langsung transaksi.
- Lokasi ramai.
- Volume tinggi, harga rendah.
Apa Itu Soft Selling?
Dalam dunia penjualan, soft selling adalah pendekatan penjualan yang lebih halus, tidak terlalu memaksa, dan fokus pada membangun hubungan baik dengan calon pembeli. Alih-alih langsung menawarkan produk atau jasa dengan tekanan, soft selling bertujuan untuk membangun kepercayaan, memahami kebutuhan pelanggan, dan menawarkan solusi secara bertahap.
Soft selling sering digunakan meliputi penjualan produk atau jasa dengan nilai tinggi, yang membutuhkan pertimbangan lebih lanjut dari pembeli, atau di mana hubungan jangka panjang dengan pelanggan sangat penting, seperti:
- Menjual mobil atau motor di showroom.
- Agen Umrah/Haji.
- Properti, jam tangan mewah, elektronik premium.
Ciri-Ciri Soft Selling:
- Produk mahal, stok terbatas.
- Proses bertahap & lebih tenang.
- Perlu mengenal profil customer.
- Mengutamakan hubungan jangka panjang.
- Lokasi lebih eksklusif
Kesimpulan
Penulis : Coach Boesan.
Premium Selling Expert, Consultant For Premium Product & Sevices. Professional Business Coach.