Harga Mahal vs. Nilai Tinggi

Salah satu kalimat paling sering saya dengar dari para sales di berbagai industri adalah:

“Coach, produk saya terlalu mahal dibanding kompetitor…”

Kalimat itu seringkali muncul dari rasa tidak percaya diri, bukan dari fakta pasar.

Dalam dunia penjualan, kita perlu memahami satu hal mendasar. Harga mahal bukan masalah. Yang bermasalah adalah ketika nilai yang kita tawarkan tidak jelas.

Apa Bedanya Harga dan Nilai?

  • Harga adalah angka.
  • Nilai adalah persepsi manfaat.

Contohnya, Anda bisa beli air mineral seharga 3 ribu rupiah di warung. Tapi orang yang sama bisa membayar 50 ribu untuk air yang sama di hotel bintang lima. Kenapa? Karena pengalaman, persepsi, dan konteks yang ditawarkan berbeda. Itulah nilai.

Penjual Premium Harus Paham Prinsip Ini:

  • Jangan takut harga tinggi. Takutlah jika nilainya tidak kelihatan. Tugas Anda sebagai penjual adalah memastikan pelanggan melihat manfaat dan keunikan dari apa yang Anda tawarkan.
  • Jangan bersaing di harga. Bertarunglah di persepsi. Bangun cerita, testimoni, proses, keunikan layanan, atau garansi yang membuat produk/jasa Anda terlihat lebih “pantas” untuk dihargai lebih.
  • Jual hasil akhir, bukan fitur. Orang tidak beli kursus bahasa Inggris, mereka beli percaya diri saat wawancara. Orang tidak beli skincare, mereka beli rasa percaya diri saat bertemu orang penting.

Kesipulan:

“Harga tinggi hanya jadi masalah kalau kita gagal menunjukkan nilai sebenarnya.”
Premium Selling bukan tentang membuat semua orang beli. Tapi membuat orang yang tepat, yakin, dan bangga membeli dari Anda.

Penulis : Coach Boesan.

Premium Selling Expert, Consultant For Premium Product & Sevices. Professional Business Coach.

Tertarik memperkuat tim sales Anda dengan pendekatan Premium Selling Skill?